MUDIPAT.CO – SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya menyelenggarakan Kajian Ramadhan dan Buka Bersama bersama Kepala TK Mitra, Senin (1/3/2024). Sejumlah 27 Kepala Sekolah hadir dalam acara ini. Acara ini dimulai dengan beberapa tampilan ekstrakurikuler.
Tampilan pertama dari Ekskul Berkisah Islami, yaitu Ariana Tsabita Althaf (III-I). Dengan lantang dan penuh penghayatan, Bita-panggilan akrabnya berkisah tentang cerita Nabi Ayyub AS. Tampilan selanjutnya adalah story telling, yaitu Bandiani Qurani Ardis (III-I). Dengan berbahasa Inggris ia bercerita tentang Lailatul Qadr.
Selanjutnya, yang tidak kalah heboh adalah tampilan dari Vertical Kids Band. Dengan membawakan dua lagu, yaitu Satu (Dewa 19) dan Tuhan (Bimbo), atraksi band ini menambah syahdu suasana.
Dalam sambutanya, Ustadz Edy Susanto, M.Pd-Kepala Sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua Kepala TK atas kerjasama dan dukungan terhadap Mudipat. Ustadz Edy-panggilan akrabnya menyampaikan agar komunikasi tetap terjaga.
Tak lupa ia menyampaikan tentang kurikulum yang dijalankan di Mudipat. Kurikulum tersebut adalah kurikulum Nasional, kurikulum Cambridge, Kurikulum Sekolah Arek Suroboyo (SAS) dan Kurikulum Muhammadiyah.
Ustadz Edy juga menjelaskan rencana Mudipat kedepan. Pada tahun ajaran baru mendatang, Mudipat akan me-launcing produk baru, yaitu adalah Digital Learning, Learning Management System (LMS), dan Center of Cambridge.

Acara dilanjutkan dengan tausiyah oleh Ustadz Edi Purnomo, M.Psi. Mengawali tausiyahnya, Ustadz Edi-panggilan akrabnya mengutip Surat Al-Jumu’ah Ayat 2. “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah).”
Ustadz Edi pun menjelaskan bahwa muara dari semua pengajaran adalah tazkiyah, membersihkan hati. Membersihkan hati berarti menjadi pribadi yang peduli dan rendah hati.
Lebih lanjut ia mengungkapkan tahapan dalam membersihkan hati ada empat. Pertama adalah tilawah. Bagaimana pendidik memaksimalkan potensi panca indera anak. Potensi panca indera tersebut bukan bagian tubuh tapi pada fungsinya. Supaya bisa memfungsikan penglihatan, pendengaran.
Oleh karena itu, ia melanjutkan, mengapa dalam Al Quran yang disebut bukan mata, tapi penglihatan, pendengaran bukan telinga. Ia pun tak lupa mengajak bernyanyi lagu Bimbo, “Bermata tapi tak melihat. Bertelinga tapi tak mendengar.”
Kedua, yualimuhumul kitab, yaitu mengajari kitab yang benar. Mengajari membaca, mengajarkan Kitab kepada anak dengan baik. Tadz Edi pun mengibaratkan jika anak sudah bisa membaca kitab dengan benar, maka mereka semakin bisa mengontrol diri dan bisa membaca realita.
Ketiga adalah tadrib, yaitu menyatukan potensi panca indra dan akal. Hal ini dapat dilakukan dengan pembiasaan. Misal masuk masjid menggunakan kaki kanan. Sebelum berwudhu lipat celana lebih dulu supaya tidak basah.
Keempat yaitu tazkiyah, membersihkan hati. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajari anak berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah. Wakil Kepala Sekolah ini pun menjelaskan jika sudah melalui 4 tahapan ini, maka hanya Allah tujuannya. “Hanya mengharap ridho ilahi, tidak ada yang lain. Sesuai dengan tema kajian kali ini Membersihkan Hati Menggapai Ridho Ilahi,” jelasnya. (Azizah)
