MUDIPAT.CO – Kajian tafsir SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) yang diasuh oleh Ustadz Dr.H.M.Sholihin, S.Ag, MPSDM kali ini mengupas Surat Al Maidah ayat 61, Jumat (2/2/2023).
Berikut terjemah dari ayat 61, “Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.”
Ustadz Sholihin mengungkapkan ayat ini menunjukkan wajah asli orang Yahudi. Mereka apabila datang kepada Nabi Muhammad Saw, mengatakan bahwa mereka telah beriman kepada Allah. Padahal mereka masih dalam keadaan kafir. Mereka melakukan itu hanya untuk menipu.
Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu melanjutkan, orang yang beriman ditandai dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
“Mereka tidak pernah mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut. Sungguh mereka tidak sedang menipu Allah, tidak sedang menipu Nabi Muhammad dan tidak sedang menipu orang-orang beriman, tapi menipu dirinya sendiri,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Sholihin menjabarkan agar selalu syukur atas nikmat Allah, termasuk nikmat iman dan islam, serta terhindar dari perbuatan-perbuatan yang seperti dilakukan orang kafir. Oleh karena itu nikmat harus disyukuri, masalah harus dinikmati.
Puncak keimanan seseorang adalah ketika mendapat masalah mengucap alhamdulillahirabbil alamin. “Wes nothok, wes paling pucuk,” ungkapnya.
“Wes pernah belum saat mendapat masalah mengucap Alhamdulillah?” tanyanya. “Kalau mendapat masalah belum pernah mengucap Alhamdulillah berarti belum mencapai puncak keimanan,” tegasnya.
Ia pun menjelaskan di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak punya masalah. Namun, yang perlu digaris bawahi tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Tidak ada masalah yang bisa diselesaikan dengan kekerasan. Sebab menyelesaikan masalah dengan kekerasan hasilnya kekerasan.
Namun sebaliknya, menyelesaikan masalah dengan kasih sayang, orang akan memberikan segalanya pada kita. “Kuncinya mau berbuat, tidak pasrah, tidah menyerah, dan tidak putus asa. Masalah sama dengan peluang. Catat!” tegasnya.
Menurutnya, siapa yang mau sukses maka harus berbuat, berikhtiar. Islam adalah sumber kesuksesan. Allah memberi garansi berupa kemudahan, kesenangan, dan tidak ada rasa ragu-ragu. (Muhimmatul Azizah)
