MUDIPAT.CO – SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya bekerja sama dengan Pimpinan Daerah (Pimda) Tapak Suci (TS) 06 Kota Surabaya menyelenggarakan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT), Ahad (21/1/2023). Kegiatan ini diikuti 154 peserta gabungan dari siswa Sd Mudipat dan SD Al Falah Surabaya dan Tropodo Sidoarjo. Dengan rincian siswa dasar sejumlah 122, sedangkan 32 peserta ikuti UKT Melati 1.
Dalam kegiatan ini, juga diselenggarakan Parenting untuk orang tua peserta UKT dari Sd Mudipat. Dengan menghadirkan nara sumber yang juga merupakan kader Tapak Suci Surabaya, yaitu Prof Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM, M.Kes dan Drs. Mahfud. Tema parenting kali ini adalah Mencetak Generasi Hebat dan Bermartabat.

Dalam sambutanya, Ustadz Edy Susanto, M.Pd, Kepala SD Mudipat menyampaikan 4 target dari setiap kegiatan ekstrakurikuler, termasuk ekskul TS. Pertama pengembangan diri. Di dalam Ekskul anak dilatih bermental tangguh, tidak mudah menyerah. “Pendekar itu Tangguh Ndak Dikit-Dikit Mama… Mama…,” ungkapnya.
Kedua, pengalaman sukses. Jika anak ikuti lomba kemudian merarih juara, mereka akan senang dan bangga luar biasa. Ketiga target prestasi. Setiap ikuti lomba prestasi merupakan target maksimal yang dicapai. Ini juga berefek mudah masuk sekolah negeri. “Intinya fastabiqul Khoirot,” ujarnya. Keempat, publikasi. Saat ikuti lomba kemudian meraih juara, otomatis selain nama ananda, nama sekolah akan ter-publish.
Sementara itu, Pak Mahfud, ketua Pimda 06 Surabaya menyampaikan tidak keliru orang tua mengikutkan ananda dalam Tapak Suci. Track record TS insyaAllah bersih. TS tidak pernah melakukan kegiatan yang mengganggu Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). “Plusnya lagi ketiga ikut TS, selain bisa memperoleh prestasi, saat di jalan, misalnya, diganggu orang bisa membela diri,” ujarnya.
Ia juga berpesan sukses prestasi itu bisa dibuktikan. Prestasi bukan hanya juara di gelanggang, tapi semakin kuat ibadah dan patuh terhadap kedua orang tua, itu yang utama. Sebagaimana sloganya TS ‘dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.’(Muhimmatul Azizah)