MUDIPAT.CO – Siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya goes to Jogja. Acara ini bertajuk Studi Pesantren jntuk mengenalkan pesantren-pesantren Muhammadiyah sekaligus tempat perkaderan pertama di Muhammadiyah.
Sabtu (20/1/2024) siang, peserta studi pesantren ini menuju kampus Terpadu Madrasah Mu’allimin. Kampus baru ini berlokasi di Jalan Suroto 5 Padukuhan, Jl. Gn. Bulu, Bandut Lor, Argorejo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kehadiran siswa-siswi Mudipat disambut langsung oleh direktur Mu’allimin. Beliau adalah ustadz Aly Aulia, Lc. M.Hum. dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa tujuan didirikan Pesantren Mu’allimin Muhammadiyah adalah untuk mencetak pelopor dan pelangsung amanah Muhammadiyah. “Mu’allimin mencetak kader-kader anak panah Muhammadiyah. Anak panah yang siap melesat setelah lulus dari sini,” sampainya.
Alumni Al-Azhar Kairo itu pun menjelaskan sejarah Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta ini. Persemaian kader ulama Muhammadiyah ini didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1918 dengan nama Qismul Arqa yang kemudian diubah menjadi Pondok Muhammadiyah (tahun 1920), lalu menjadi Kweekschool Muhammadijah(1924).
Baru pada Kongres Muhammadiyah tahun 1930 di Yogyakarta berubah menjadi Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Yogyakarta. Setahun kemudian madrasah ini dipisah, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah (khusus putra) berlokasi di Ketanggungan, Yogyakarta dan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah (khusus putri) berlokasi di Kampung Notoprajan Yogyakarta.
Pembelajaran di Mu’allimin tidak hanya berproses dalam pembelajaran di kelas, namun segala aktifitas siswanya menjadi bagian dari pembelajaran. “Semua yang dilakukan dilakukan oleh madrasah Muhammadiyah demi mencerahkan semesta. Juga mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-sebenarnya,” jelas Ustadz Aly.
Di akhir sesi, salah satu siswa Mudipat bertanya apa itu Kweekschool. Ustadz Aly pun menjelaskan bahwa Kweekschool dalam bahasa Belanda berarti sekolah umtuk mencetak pendidik. “Sebagaimana mu’allimiin yang artinya pengajar atau pendidik,” jelas direktur Madrasah Mu’allimin Yogyakarta. (Erfin)