MUDIPAT.CO – Kajian tafsir yang diasuh oleh Ustadz Dr. K. H. M. Sholihin, S.Ag., MPSDM kali ini mengupas Surat Al Maidah ayat 47 dan 48, Jumat (22/9/2023). Sebelum menjelaskan isi dari ayat tersebut, Ustadz Sholihin membacakan bunyi ayat sekaligus terjemahnya terlebih dahulu.
Terjemahan ayat 47 sebagai berikut, “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.”
Ustadz Sholihin menjelaskan ayat ini adalah peringatan terhadap manusia, khususnya orang beriman agar dalam memutus suatu perkara berdasarkan ketentuan maupun hukum Allah yang sudah dijelaskan dalam Kitab suci.
Jika orang beriman tidak memakai aturan yang sudah terkandung dalam Kitab suci, artinya tidak mengikuti aturan Allah tetapkan maka mereka termasuk orang yang fasik. “Orang fasik itu orang beriman tapi masih suka melakukan dosa besar,” ungkapnya.
Ia pun menghubungkan dengan peristiwa yang terjadi saat ini. Menurutnya ada upaya menyimpang secara sistematis dalam masyarakat, agar masyarakat khususnya orang-orang islam itu jauh dari nilai-nilai agama.
Dia berharap agar kita semua dalam menjalankan segala sendi kehidupan harus berpedoman pada hukum-hukum Allah, yang sudah jelas terkandung dalam Kitab Alquran. “Pasti hidup kita akan baik, sejahtera, dan selamat,” jelasnya.
Sebaliknya, sambungnya, orang yang hidupnya tidak berpedoman pada hukum Allah, maka mereka tidak akan bahagia maupun selamat. Berikutnya, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM Jawa Timur ini menjelaskan tentang Surat Al Maidah ayat 48.
Terjemahnya, “Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya).”
Dalam ayat 48 menurut Ustadz Sholihin, Allah menegaskan Alquran itu diturunkan oleh Allah pada Nabi Muhammad, bukan ditulis sendiri oleh Nabi Muhammad. Kitab suci Alquran membawa kebenaran, yaitu agama islam. Selain itu juga membenarkan kebenaran Kitab-kitab suci sebelumnya, yang isinya terangkum semua dalam Alquran.
Ia pun menjelaskan kebenaran yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah jalan yang terang yaitu syariat islam. Salah satunya adalah saling berlomba-lomba dalam kebaikan. “Kebaikan di sini adalah dalam hal bertaqwa. Inna akromakum ‘indallahi atqookum,” paparnya.
Ia mengajak pada hadirin dalam melaksanakan amal sholih atau ibadah agar menambahkan rasa syukur. “Ibadah dilakukan bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban, tapi sebagai bentuk syukur kita pada Allah,”tegasnya. (Muhimmatul Azizah)