MUDIPAT.CO – Matahari beranjak di timur laut langit Surabaya. Nampak ceria, seceria siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya yang hendak nonton bareng (nobar) Film Buya Hamka di CGV Marvel City, Ngagel, Surabaya, Senin (15/5/2023).
Ya, arek-arek Mudipat kelas 3 nobar film pahlawan nasional itu dengan perasaan bungah. Kali ini kelas 3, besok kelas 4, dan lusanya 5. Nobar dijadwalkan 3 hari, Senin-Rabu (15-17/5/2023).
Nobar perdana diikuti seluruh kelas 3 berlangsung seru. 226 siswa kelas 3 “ngungsi” belajar di Mall Marvel City. Keceriaan tergambar di wajah-wajah seluruh siswa sejak berangkat dari sekolah pukul 08.30 hingga film yang disutradarai Fajar Bustomi rampung, pulang.
Rombongan Mudipat tiba di studio CGV pukul 09.00 dan film diputar pukul 10.00. Kemudian film yang dibintangi Vino G. Bastian dan Laudya Cyntthia Bella itu pungkas sekitar pukul 12.00. Lalu seluruh siswa bertolak ke kampus Mudipat.
Salah satu siswa Andra Naufal Sasongko, kelas 3-E mengaku senang bisa nobar bersama seluruh kawannya kelas 3 serta guru-guru. Menurutnya film tersebut bagus dinikmati bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Film ini menurut saya bagus, soalnya enak soalnya kita bisa belajar sejarah yang enggak pernah dipelajari di sekolah,” ujar Andra.
Dia juga mengatakan belajar sejarah sangat penting agar bangsa Indonesia menghargai jasa pahlawan. Apalagi sejarah Muhammadiyah yang berdiri sebelum Indonesia merdeka.
“(Dengan film Buya Hamka) kita juga bisa melihat-lihat masa lalunya bangsa Indonesia, sama kita bisa belajar sejarah Muhammadiyah. (Film Buya Hamka) Bagus,” kesan penyuka bebek goreng itu.
Senada dengan Andra, Raline Amina F., kelas 3-D pun terkesan dengan film Buya Hamka. Apalagi saat Buya Hamka yang memekikkan kata: Sekali merdeka selamanya merdeka.
“Kesan saya nonton film Buya Hamka apa ya? Pokoknya seneng. Ini tentang pahlawan tentang perjuangan bangsa Indonesia. Seneng nontonnya karena bersama teman-teman,” ucap arek ayu itu.
Humas Mudipat Erfin Walida Rahmania SPdI mengatakan, Mudipat mengajak serta siswa-siswinya menonton film Buya Hamka lantaran film tersebut adalah kisah Tokoh Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah. Buya Hamka menurutnya patut diteladani dalam keluarga, dalam aktifitas organisasi, semangat bekerja mencari nafkah, serta semangat berkarya dan berdakwah.
“Buya Hamka berilmu agama tinggi, sosok sederhana, bersahaja, dan patut diteladani oleh kita semua khususnya pemimpin Muhammadiyah yang kadang offside dalam memimpin Muhammadiyah dan amal usaha,” ucap guru Bahasa Arab Mudipat itu. (mul)