MUDIPAT-CO-Memasuki puasa hari kedelapan, kegiatan Darul Arqam masih berjalan di SD Muhammadiyah 4 (mudipat) Surabaya. Kali ini kegiatan Darul Arqam digelar untuk siswa-siswi kelas 1 dan 2, Kamis-Jumat (30-31/3/2023).
Setelah sambutan pembukaan disampaikan kepala sekolah mudipat Edy Susanto MPd, Darul Arqam dilanjutkan dengan penyampaian materi di masing-masing kelas. Etika Terhadap Orang Tua menjadi materi pertama yang disampaikan. Salah satu guru yang menyampaikan materi itu adalah ustadzah Firenda Mega.
Dia menyampaikan ayah dan ibu adalah orang yang paling berjasa terhadap hidup kita. “Ibu mengandung selama sembilan bulan kemudian melahirkan, lalu mengasuh dan mengajari kita berbagai hal,” tuturnya.
“Ibu mempertaruhkan hidupnya ketika melahirkan, makanya kamu jangan berani kepada ibu,” tandasnya.
Dia kemudian menukil firman Allah dalam surat Lukman, ayat 14 : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Oleh karena itu, dia berpesan kepada siswa-siswi untuk selalu patuh dan taat kepada orang tua. “Maka, taat dan patuhlah pada kedua orang tua. Insya Allah kesuksesan akan mengiringimu,” pesannya.
Dia melanjutkan, ketika seorang anak dimintai tolong atau diperintah orang tua, maka harus dikerjakan.
“Ketika di rumah, misalnya ayah atau ibu minta tolong diambilkan sesuatu, maka segera kerjakan, jangan kamu menolak. Seorang anak dilarang mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati orang tuanya. Seperti kata “ah” untuk menolak saat dimintai tolong oleh orang tua. Janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,” tuturnya.
Dia mengatakan Rasulullah bersabda kerelaan Allah tergantung kepada kerelaan kedua orang tua, kemurkaan Allah juga tergantung pada kemurkaan kedua orang tua.
“Suatu ketika kamu minta izin kepada orang tua untuk keluar naik sepeda, tetapi orang tuamu tidak memberi izin, lalu kamu tetap berangkat naik sepeda, kemudian di tengah perjalanan kamu terjatuh dari sepeda. Itu menandakan kepergianmu naik sepeda tidak mendapat kerelaan atau ridho dari orang tua. Jadi kalau orang tua tidak mengizinkan, kamu harus patuh,” katanya.
“Terakhir yang tidak kalah penting adalah menjaga kehormatan orang tua, tidak menceritakan aib atau kekurangan orang tua kepada orang lain,” tandasnya. (Anang)