MUDIPAT.CO – Sejumlah 70 Guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) mengikuti bimbingan dan pelatihan penulisan soal. Selama dua hari, mereka dibimbing langsung oleh H.M. Naim, M.Pd., Pengawas Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Sabtu-Ahad (18-19/2/2023). Kegiatan bertempat di My Dormy Hostel Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dalam sambutanya Kepala Sekolah, Edy Susanto, M.Pd., menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan wujud tanggung jawab kita dalam memberi pelayanan. “Karena yang diberikan oleh sekolah adalah pelayanan, maka yang kita lakukan mutu baik akademik maupun non akademik,” tegasnya.
Ustadz Edy melanjutkan tidak bisa dipungkiri beberapa alasan menitipkan anaknya di Mudipat selain karena agama juga karena akademik. “Sehingga pelatihan ini menjadi bentuk tanggung jawab kita. Meski sekarang tidak ada ujian nasional (UN) mutu akademik tetap harus ditingkatkan,”ujarnya.
Harapannya, ia melanjutkan dengan adanya pelatihan ini, guru mampu mengajar lebih baik serta mampu membuat soal sesuai kisi-kisi. Selalu memantaskan diri sebagai guru di sekolah teladan nasional. “Jadi tidak boleh mengajar atau membuat soal menurut selera sendiri karena kita adalah tim,” ungkapnya.
Selain itu, Ustadz Edy berharap Guru Mudipat setelah memahami dan mempunyai ilmunya dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal, selanjutnya harus siap mendiseminasikan ilmunya.
“Guru Mudipat harus menjadi pemateri penyusunan kisi-kisi dan soal. Itu menambah kemanfaatan dan keberkahan kita sebagai guru,” harapnya.
Ustadz Naim menjelaskan guru harus serius menulis atau membuat soal yang akan diberikan kepada siswa. Jangan nyeleneh atau menyesatkan membuat soal. Setiap soal harus menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
“Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.” terangnya.
Soal, imbuhnya, tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA). Soal tidak boleh bermuatan politik, pornografi, komersil, dan bentuk pelamggaran atau kekerasan lainnya.
“Bapak ibu guru harus hati-hati intinya dalam membuat soal. Lebih-lebih yang bermuatan SARA ini,” sarannya. (Azizah/Mul)