Jika Tidak Mau Meneladani Rasulullah Jangan Harap Bisa Bersamanya di Surga, Liputan Muhimmatul Azizah.
MUDIPAT.CO- Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H masih kurang beberapa hari lagi, namun semaraknya sudah terlihat di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). Selama dua hari sekolah Teladan Nasional ini menyelenggarakan acara berkisah dengan tema “Nabi Muhammad Teladan Sejati” Senin-Selasa (3-4/10/2022).
Tak tanggung-tanggung, SD yang berada di Jalan Pucang Anom nomor 93 ini mendatangkan tiga pengkisah sekaligus. Para pengkisah ini berasal dari Persatuan Persaudaraan Muslim Indonesia (PPMI). Mereka antara lain Kak Sholeh, Kak Erin, dan Kak Rozaq.
Dalam sambutanya saat membuka acara berkisah Kelas I, Ustadz Edy Susanto, Kepala Sekolah menjelaskan mengapa tema yang dipilih kali ini adalah Nabi Muhamad Teladan sejati. Menurutnya, agar anak-anak meneladani dan mencontoh perkataan, sikap, maupun akhlak rasulullah dengan sebenar-benarnya.
“Rasulullah menjadi idola utama, bukan lebih mengidolakan artis maupun orang yang disukai,” tegasnya.
Jadwal berkisah dibagi berdasarkan level kelas. Berkisah Kelas 1 pada pukul 08.00-09.30 dan Kelas 3 pada pukul 10.00-11.30. Tempat Masjid KH. Ahmad Dahlan, dengan pengkisah Kak Sholeh. Sedangkan Kelas 5 pada pukul 08.00-09.30 dan Kelas 6 pukul 10.00-11.30, bertempat ADP lt 6, dengan pengkisah Kak Erin, Senin (3/10/2022).
Sedangkan dihari kedua, jadwal berkisah sebagai berikut: Kelas 2 pukul 08.00-09.30 dan Kelas 4 pukul 10.00-11.30 bertempat Masjid KH. Ahmad Dahlan, dengan pengkisah Kak Rozaq, Selasa (4/10/2022).
Sementara itu materi berkisah berkenaan dengan Nabi Muhammad SAW. Kelas 1, 2, 3 berkisah tentang sejarah kelahiran dan masa kecil Nabi Muhammad. Sedangkan materi Kelas 4, 5, 6 tentang hikmah dan teladan kehidupan dari Nabi Muhammad.
Para pengkisah sangat aktif, interaktif, dan cara berkisahnya sangat menarik. Seperti Kak Rozaq dengan bonekanya yang bernama Ijal, ia mengawali kisahnya dengan menceritakan masa kecil rasulullah.
“Nabi Muhammad lahir di tahun gajah,” ia mengawali kisahnya. “Kenapa disebut tahun gajah?” tanyanya. Anak-anak pun menjawab beragam dan ada sebagian yang sudah bisa mengaitkan dengan tentara gajah Raja Abrahah.
Kak Rozaq pun mengisahkan bagaimana tentara gajah Raja Abrahah dari Habasyah (Etiopia) yang akan menyerang ka’bah. Kemudian Allah mengirim burung ababil yang membawa batu kerikil yang sangat panas. Sehingga tentara Raja Abrahah terkalahkan.
“Kisah ini pun diabadikan Allah dalam Surat Al Fiil,” ujarnya.
Hikmah dari kisah ini, menurut Kak Sholeh adalah Allah tidak suka orang yang berbuat kerusakan. “Tembok dicorat-coret, bangku didorong-dorong, rambut diwarnai,” ia mencontohkan.
“Sebagai orang Islam, sebagai anak shalih kita harus meneladani rasulullah. Jika tidak mau meneladani Rasulullah jangan harap bisa bertemu rasulullah di surga,” ujarnya.
Kegiatan berkisah pun berjalan dengan semarak. Anak-anak terlihat sangat antusias. Apalagi disediakan doorprize yang sangat menarik. Sehingga saat pengkisah hendak mengakhiri acara berkisah, anak-anak terlihat tidak rela. “Lanjut, lanjut…,” seru mereka.
Editor Mulyanto