MUDIPAT.CO – Di zaman ini, makanan tradisional mulai digeser oleh makanan cepat saji. Apalagi jika dihadapkan pada anak-anak generasi Z dan Alpa. Jika ditanya makanan kesukaan pasti akan jatuh pada pizza dan burger, bukan klepon dan lemper. Padahal makanan tradisional tak kalah enak dan bergizi.
Kelas V-G Vienna SD Muhammadiya 4 Pucang Surabaya membuktikannya. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi keberagaman suku, bangsa, dan makanan tradisional di Indonesia, mereka belajar membuat makanan tradisional. Bukan hanya itu, mereka menikmati proses menyiapkan bahan, pembuatan, hingga mencicipi makanan tradisional yang mereka buat. Ada yang membuat kue lumpur, klepon, soto ayam, karedok , wingko, dan lain sebagainya.
Kesemua proses itu mereka dokumentasikan dalam bentuk video dan diunggah di Instagram masing-masing. Sembari memproses pembuatan makanan, mereka pun menjelaskan daerah asal makanan tradisional itu. Dengan demikian, mereka turut memviralkan makanan tradisional di dunia maya. Mereka pun mengajak teman lainnya untuk turut mencoba makanan tersebut.
Ustadzah Rizki wali kelas V-G Vienna menyebutkan, “Dengan belajar membuat makanan tradisional dan menjelaskan asal daerahnya, anak-anak bisa belajar mengenal berbagai makanan tradisional. Melestarikan dengan cara menyukai dan membuat langsung makanannya.”
“Senang bisa membuat makanan tradisional karena memang hobi masak,” ucap Aira salah satu siswi. “Seru banget,” ucap lainnya. Kebanyakan dari mereka mengaku bahwa ini adalah pengalaman baru. Selain belajar keberagaman dan kebudayaan melalui makanan tradisional, mereka pun dapat belajar serunya proses membuat makanan.
“Selain pembelajaran PKn, anak-anak pun belajar menghargai proses. Ternyata sebelum makan, ada proses yang tak mudah,” ungkap ustadzah 2 anak ini. (erfin)
