MUDIPAT.CO – “Kalau kita bicara tentang bagaimana caranya mendampingi anak-anak kita maka yang pertama harus kita ketahui prinsip dasar dari pada perkembangan. Perkembangan seorang anak adalah roh parenting. Kalau mau tahu prinsip dasar pengembangan anak, kita menjadi seorang tua harus tahu dulu prinsip dasar perkembangan anak.”
Demikian disampaikan Pakar Parenting Dr Dewi Retno Suminar MSi Psikolog dalam Webinar Parenting bertajuk Peran Efektif Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Ananda, digelar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Sabtu (18/9/2021). Acara tersebut adalah sesi 2 untuk orangtua siswa kelas 4, 5, dan 6. Sebelumnya Sabtu lalu untuk sesi 1 diikuti orangtua siswa kelas 4, 5, dan 6. Acara tersiar via Zoom dan live streaming di sosmed Mudipat.

Bunda Retno, begitu sapaan akrabnya, mengatakan kenapa orangtua wajib memahami perkembangan anak, karena yang dihadapi anak-anak memang masa atau sedang tumbuh dan berkembang.
“Berapa pun usia anak bahkan sampai dia SMP, SMA, tuh masih bertumbuh dan berkembang ya. Coba lihat di sini perlu diketahui perkembangan terjadi dari proses kematangan dan faktor belajar anak ya,” terang ibu tiga anak itu.
Lebih lanjut dijelaskan, orang tua harus tahu anak-anak di fase kelas 4-6 sekarang sudah mase fase prapubertas. Bagaimana seorang anak-anak itu yang lagi mimpi basah untuk yang laki-laki lalu suara mereka mulai berubah. Untuk yang perempuan mulai muncul payudaranya, mens, dan tanda lainnya.
“Yang membuat mereka juga akan rikuh ketika belajar misalnya ada anak laki-laki atau kemudian ada melihat perempuan. Jadi perbandingannya menjadi lebih besar lebih luas. Tidak hanya melihat kepada aspek siapa yang lebih bagus dari temen-temennya tetapi juga melihat siapa laki apa perempuan ini,” jelasnya.

Dikatakan orang tua harus tahu tugasnya adalah menemaninya belajar. Anak-anak itu belajar itu kadang-kadang dia membutuhkan support secara emosional.
“Kita nggak ngajarin, kita nggak perlu banyak ngajarin. Duduk di samping anak sampai stress gitu ya, Apalagi masa masa sekarang ini, tapi kita bisa melakukan dengan cara menemani. Wow kamu lagi belajar ya Mama juga lagi belajar ini sama-sama kita belajar yuk.” Katanya. Sehingga dengan demikian anak tidak akan berdebat dengan orangtua.
“Kita juga bisa membuka diri ke hadapan anak menceritakan pekerjaan kita. Kita memancing anak untuk bisa bercerita. Lalu mereka akan bercerita. Ini sangat-sangat luar biasa bunda,” terang Nenek tiga cucu itu.
Kalau si anak bisa menceritakan apa yang menjadi problem mereka kepada orang tua, itu artinya orang tua sudah 50% berhasil dalam Parenting. Karena secara emosional anak, orangtua sudah masuk ke dalam anak. “Jadi ketika anak ini tumbuh sampai kemudian dia kuliah bahkan menikah bahkan ketika dia menaksir seorang cowok atau minat kepda seseorang cewek, ia akan cerita kepada orang tuanya. Anak lebih mudah bercerita, ini sangat penting. Komunikasi dengan cara menceritakan diri kita kemudian si anak ini bisa menceritakan mereka apa masalah mereka,” katanya. (mul)