Saturday, January 18, 2025
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYTernyata, Islam Dibawa Pelaut-Pelaut Makassar ke Australia

Ternyata, Islam Dibawa Pelaut-Pelaut Makassar ke Australia

MUDIPAT.CO – SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) menggelar Baitul Arqam Global Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kamis (15/4/2021).  Baitul Arqam angkatan VII/1442 H ini mengusung tema “Peran Strategis GTK Muhammadiyah Membangun Persyarikatan, Umat, dan Bangsa”.

Pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) New South Wales Australia Haidir Fitra Siagian menyampaikan materi ke-2 tentang Perkembangan Islam dan Dakwah Muhammadiyah di Australia. Materi disampaikan secara daring menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting.

Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu menyampaikan Islam bukan agama mayoritas di Australia. Tapi merupakan agama paling cepat pertumbuhannya. Dengan peningkatan 39,9 persen dari tahun 2006 sampai 2011.

“Umat Islam di Australia saat ini berjumlah sekitar 500 ribu atau sekitar 2,2 persen dari jumlah penduduk total sebanyak 25 juta,” ungkapnya.

Pria yang juga dosen UIN Alauddin Makassar itu menjelaskan tentang sejarah masuknya Islam di Australia. Ternyata, Islam pertama kali dibawa oleh para pelaut muslim dari Makassar ke Australia.

“Pelaut-pelaut Makassar adalah yang pertama kali melakukan kontak dengan bangsa asli Australia yaitu Aborigin. Mereka mendarat di Pantai Darwin sekitar tahun 1700an. Kala itu mereka datang mencari teripang, bertukar dengan barang-barang dan kebutuhan lainnya. Mereka menetap beberapa lama di situ,” katanya.

Setelah itu, lanjutnya pengaruh Islam juga datang ke Australia dengan dibawa oleh para penunggang unta yang datang dari Afghanistan sekitar tahun 1860. Para penunggang unta yang berjumlah ribuan orang itu datang untuk bekerja di sebuah proyek.

Tahun 1901 Australia menerapkan Kebijakan Kulit Putih yang berbau rasis dan diskriminatif terhadap pendatang yang masuk.

Lalu pada 1950an Australia kedatangan imigran dari Pakistan dan Turki untuk bekerja. Kemudian pada 1973 kebijakan Australia berubah. Pemerintah Australia membubarkan Kebijakan Kulit Putih yang artinya tidak ada pembatasan imigran yang masuk.

“Hal itu berdampak pada imigran yang terus bertambah seiring berjalannya waktu membawa pengaruh Islam di Australia. Hingga, Islam terus berkembang di negeri kanguru tersebut,” katanya.

Haidir menerangkan hingga saat ini, Islam merupakan agama yang perkembangannya cukup pesat di Australia. Jumlah pemeluk agama Islam terus bertambah dan jumlah masjid dan sekolah Islam pun terus meningkat, tak terkecuali Muhammadiyah.

Muhammadiyah, dia melanjutkan akan membangun sekolah di Melbourne. “Di Melbourne akan dibangun komplek perguruan Muhammadiyah yang saat ini masih berproses. Didirikan di Melbourne karena kegiatan dakwah Muhammadiyah berpusat di Melbourne,” ujarnya.

“Aktivitas Muhammadiyah di Australia khususnya di New South Wales diantaranya adalah pengajian setiap bulan, kegiatan sosial jika ada warga yang mengalami musibah, dan rekreasi bersama,” terangnya. (Anang)

RELATED ARTICLES

Most Popular