MUDIPAT.CO – The essential of change is not about manager, method, structure, or building. But, it’s about mind and behave. (Esensi dari perubahan bukanlah tentang manajer, metode, struktur, atau bangunan. Tapi, ini tentang pikiran dan perilaku).
Demikian disampaikan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) M. Syaikhul Islam MHI di hadapan tamu studi banding dari Tim FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta, Rabu (7/4/2021). Tim UHAMKA berjumlah 7 orang dipimpin oleh Dr Gufron Amirullah MPd, Direktur SDM Sekolah Lab. UHAMKA.
“Esensinya ada pada aspek terbukanya pola pikir dan mau mengubah perilaku, bukan siapa kepala sekolahnya, bukan seberapa megah gedungnya. Itulah esensi perubahan terbaik,” tegas Ust. Syaikhul.
Tim UHAMKA disambut hangat di Mudipat. Sebelumnya rombongan diajak berwiyata mandala dari ruangan satu ke ruangan yang lain di Mudipat. Selanjutnya sang tamu dibawa naik ke Garden By The Sky (GTS) dan Literacy Corner (Licor) di lt. 5 gedung belajar. Lalu rombongan dijamu di meeting room lt. 3 Gedung The Millennium Building (TMB) sambil berdiskusi hangat membincang konsep dan manajemen keunggulan sekolah.
UHAMKA sendiri memiliki dan mengelola beberapa sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Rombongan studi banding ini terdiri dari kepala-kepala sekolah yang dikelola UHAMKA.
“Tadi ustadz menanyakan bagaimana kiat membesarkan sekolah ya. Kita berangkat dari leadership yang kuat, lalu manajerial yang baik. Di sekolah ini kami formasi lengkap. Ada kepala, wakil kepala, kadep, staf departemen, direktur program, dan yang lain sampai detail. Kami berusaha mengurus semuanya dengan cara-cara terbaik. Sangat serius,” terang Ust. Syaikhul.
Selain itu, lanjut Wakil Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim itu, ada hal prinsip yang dilakukan sekolah guna menuju sekolah berkeunggulan. Yakni pertama menyamakan persepsi bahwa kita pegawai swasta maka kita akan bahu membahu menguatkan visi misi sekolah.
“Kedua, selalu upgrade program sekolah, karena zaman selalu berkembang. Maka kami terbaru bekerjasama dengan Al-Irsyad Singapura, kami mendirikan program baru namanya Cambridge International Program (CIP). Ini sangat diminati saat ini,” tuturnya.
Ketiga, dalam menjalankan program-program sekolah menerapkan prinsip kolektif kolegial di semua lini. Sekolah adalah ladang bekerja dan ibadah sehingga untuk menyukseskan program harus dikerjakan bersama-sama.
“Keempat adalah aksi nyata. Soliditas tim sangat penting. Ditambah bekerja bersama secara nyata. Termasuk guyub saling menopang antara pegawai yang satu dengan yang lain. Kita kerjakan bersama dan berbagi tugas. Dibagi dengan cermat. Kami membangun metode guyub dengan olahraga bersama. Yang suka badminton difasiltasi, yang ibu-ibu ada senam aerobik, ada yang suka gowes, kami bersama-sama. Metode untuk membagun soliditas saya pikir banyaklah,” kata pria yang asli Bojonegoro itu. (mul)