Tuesday, March 18, 2025
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYTenyata Pengemis Buta yang Benci Rasulullah itu Menangis

Tenyata Pengemis Buta yang Benci Rasulullah itu Menangis

MUDIPAT.CO – Berkisah Islami memperingati maulid Nabi Muhammad SAW di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) sesi dua yang diikuti oleh Kelas III dan IV berlangsung seru dan menyenangkan, Rabu (28/10/2020).

Tak terasa satu jam lebih berlangsung, namun terasa sangat singkat. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui zoom dan diikuti sekitar 415  siswa. Selain bisa diikuti melalui zoom, juga bisa diikuti secara live di facebook Mudipat Pucang Surabaya dan juga Mudipat TV.

Ustadzah Tazkiyahh—yang akrab disapa Ustadzah Bunda–bersama si Zaza sukses memukau hadirin. menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW dengan seorang pengemis buta yang Yahudi. Diceritakan di suatu pasar terdapat seorang buta yang beragama Yahudi. Ia sangat membenci Rasulullah. Ia selalu berbicara dengan keras kepada semua orang untuk jangan percaya dengan Nabi Muhammad. “Muhammad adalah pembohong,” ceritanya.

Ia melanjutkan, Nabi Muhammad yang mendengar tersebut menemui orang buta tersebut. Setiap pagi menyuapinya dan mendengar ceritanya, termasuk mendengar makianya. Meski demikian Rasulullah tidak pernah marah. Orang buta pun tidak mengetahui jika orang yang selalu menyuapinya adalah rasulullah.

Hingga beberapa hari kemudian, orang buta sangat rindu terhadap orang yang biasa menyuapinya karena tidak pernah datang lagi. Maka datanglah Abu Bakar, sahabat Nabi. Kemudian ia menyuapi orang buta tersebut. Namun, orang buta merasakan jika orang yang menyuapinya sekarang bukanlah orang yang menyuapinya seperti biasanya.

Maka, Abu Bakar menyampaikan kepada orang buta tersebut, orang yang biasa menyuapinya adalah Rasulullah dan sekarang sudah tiada. Maka seketika orang buta tersebut menangis, menyadari atas segala kesalahanya. Setiap hari ia selalu mencemooh dan menghina Nabi. Padahal Nabilah yang setiap pagi menyuapinya. Akhirnya orang buta tadi menangis meraung-raung dan akhirnya mengucapkan syahadat dan masuk agama Islam.

Dari kisah di atas menurut Ustadzah Tazkiyah ada hikmah yang patut kita jadikan pelajaran, yaitu sabar dan suka menolong. “Meski diejek dan dicemooh, Nabi Muhammad tidak pernah marah. Jika ada yang membutuhkan pertolongan, kita wajib menolong. Tidak peduli mereka siapa dan bagaimana fisiknya,” ungkapnya. (Azizah)

RELATED ARTICLES

Most Popular