MUDIPAT.CO – Senyum Sulthan Rizky Al Falah (5F) dan 16 anggota Writing Club SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) bagai bunga mekar di musim semi. Merekah, wangi, dan indah tiada tara. Arek-arek Writing Club bahagia lantaran siap naik kereta api dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Malang, Ahad (3/11/2019). Agendanya Mlaku-Mlaku Literasi Numpak Kereta.
Sejak berkumpul di sekolah mereka semringah. Wajahnya berseri-seri apalagi saat tiket kereta penataran dibagikan di teras stasiun. Pun saat mengantri check in tiket, semua riuh dan semakin tak sabar untuk masuk ke gerbong. Lalu di dalam gerbong 17 penulis cilik itu semakin bahagia. Maklum sebagian besar dari mereka belum pernah naik kereta api.
Kereta berangkat pukul 07.41. Di dalam kereta api, mereka langsung mengeluarkan papan dada dari ranselnya lalu meletakkan kertas folio bergaris di atasnya. Mereka siap menulis kisah awal petualangannya. Sambil menulis di dalam kereta, mereka juga sibuk berkisah ini-itu sesama rekannya.
Kereta terus melaju, sepanjang perjalanan suasa makin asyik. Kebetulan cuaca cerah meski agak mendung. Kereta sampai di Stasiun Kota Malang pukul 10.30. Seluruh penumpang berhambur keluar. Sedangkan 17 penulis cilik Mudipat dengan tiga pendamping langsung ambil lajur kiri dengan berjalan kaki menuju Kampung Tridi dan kampong Jodipan atau Kampong Warna-Warni (KWW) Malang.
Setengah jam di KWW itu, rombongan bergegas menuju Taman Tugu Kota Malang. Menariknya dari KWW menuju Tugu Kota naik angkutan kota. Sekitar 10 menit mengitari taman tugu, rombongan menepi di kursi dan emperan taman untuk makan siang. Setelah makan siang, tepat pukul 12.00 rombongan sudah kembali ke Stasiun Kota Malang dan siap bertolak ke Surabaya. Perjalanan pulang digunakan tidur oleh para siswa karena setengah hari mlaku-mlaku. Tepat pukul 15.07 kereta api penataran sudah ngerem di Stasiun Gubeng Surabaya.
“Complain, Pak, mlaku-malkunya kurang lama. Kalau bisa setelah mlaku-mlaku ke Malang besok-besok mlaku-mlaku ke Jogya, Jakarta, dan Bali,” kata Sulthan lantas tersenyum.
Peserta lain, Alifya Najwa Ramdhania Hamzah (5G) mengaku acara mlaku-mlaku memberi pelajaran berharga baginya. “Seru sekali. Aku bisa jalan-jalan ke Malang. Aku juga bisa tahu isi Kampung Tridi dan Jodipan,” ucapnya. “Karena baru sekali ke Malang.”
Salah satu orangtua siswa, Afria Dhanyrisia menyayangkan waktu mlaku-mlaku yang singkat. Namun, dia berterima kasih karena putrinya mendapat pengalaman baru yang menyenangkan. “Meski sekejap tapi berkesan buat anak-anak,” ujar Mama Naiara Adhania Putrinisya itu. (mul)