Pertanyaan:
Apa yang memotivasi dan melatarbelakangi bapak untuk menjadi pimpinan seperti sekarang? Dan apa sebenarnya cita-cita awal bapak?
Jawaban:
Sebagai anak dusun dan hidup di lingkungan masyarakat petani yang tahu betul bagaimana beratnya mereka bercocok tanam, cita-cita saya masa kecil teramat sederhana, yakni asal tidak jadi petani saja. Sempat terlintas waktu itu ingin jadi PNS. Namun, bakat menjadi guru sesungguhnya sudah ada sejak saya di bangku Madrasah Aliyah.
Takdir Allah yang kemudian menjadikan saya menjadi guru. Bagi saya ini profesi yang amat mulia karena dari gurulah lahir pemimpin-pemimpin bangsa dan orang-orang sukses lainnya. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tentu saya memiliki landasan filosofis yang saya ambil dari sabda Rasulullah SAW; “Khairukum man ta’-allamal qur-ana wa-‘allamahu. Sebaik-baik di antaramu kalian adalah yang memelajari Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain.”
Setelah berkiprah sebagai guru selama 13 tahun, saya kemudian mengikuti konteatasi pemilihan kepala sekolah. Qadarullah, saya terpilih dan diberi amanah menjadi top leader di sekolah ini untuk periode 2018-2022. Tentu saya memiliki motivasi yang tidak sederhana dalam mengemban amanah ini.
Dari sekian motivasi yang ada, ada motivasi yang sekaligus menjadi spirit bagi saya dalam memimpin sekolah ini, yakni keinginan yang kuat bagaimana bisa memajukan lembaga pendidikan ini setara dengan sekolah-sekolah maju di kancah internasional, menyejahterakan guru dan tenaga kependidikan yang natebene adalah pegawai swasta, mengantarkan para siswa menjadi pribadi-pribadi yang shalih/shalihah dengan akhlaqul karimah, mencintai agama dan bangsanya, unggul dalam akademik, cakap dalam keterampilan hidup (lifeskill), dan menjadikan mereka calon-calon pemimpin dunia masa depan yang berkarakter. (*)
Sumber: Wawancara eksklusif dengan Kepala SD Mudipat M. Syaikhul Islam MHI