Thursday, September 19, 2024
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYHOTS Bukan Melulu Ada pada Soal Ulangan, Tapi Dapat Diimplementasikan dalam Inovasi...

HOTS Bukan Melulu Ada pada Soal Ulangan, Tapi Dapat Diimplementasikan dalam Inovasi Pembelajaran

MUDIPAT.CO – Mengawali awal pembelajaran semeseter dua, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) mengadakan workshop bagi guru dan karyawa atau The 3rd Access (Academic Enlightening Session), di Auditorium Prof. Din Syamsuddin TMB Surabaya, Rabu (2/1/2019).

Tema dan pemateri workshop untuk guru dan karyawan kali ini dibedakan. Tempatnya juga sengaja dipisah, meski waktu pelaksanaanya berbarengan. Untuk guru bertempat di Aula The Millinium Building (TMB) lantai empat, sementara karyawan bertempat di ruang kelas V-A.

Sementara itu workshop guru bertema HOTS Implementation in Various Learning Activities, dengan narasumber Dr. Rahardjo, M.Si (Dosen UNESA). Sedangkan tema workshop untuk karyawan adalah How to be a good employee and make effective communication dengan narasumber Meriana Candra K., MPd (Dosen UM Surabaya).

Mengawali materinya Pak Rahardjo-panggilan akrabnya menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik. Antara lain apakah HOTS? Mengapa HOTS? Apanya yang terjadi bila tidak melakukan HOTS? Siapa yang meminta harus HOTS?

Dengan lontaran pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentu membuat peserta workshop berpikir. Ini juga termasuk salah satu dari contoh kasus Higher Order Thinking Skills (HOTS). Ia kemudian menggaris bawahi bahwa zaman atau perubahan yang menuntut kita semua untuk mengaplikasikan HOTS tersebut. Tidak hanya dalam bentuk pertanyaan dalam ulangan saja, namun HOTS juga dapat diimplementasikan dalam metode pembelajaran dan aktifitas belajar yang lainya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa jika seorang guru dalam mengajar hanya ceramah saja, maka itu dinamakan obsolete. Yang berarti jadul atau out of date. Sebab menurutnya saat ini guru bukanlah satu-satunya sumber informasi. Saat siswa membutuhkan informasi tentang sesuatu, tinggal searching di internet. Semuanya sudah langsung didapat, tidak harus menunggu mendapat informasi dari gurunya lagi.

“Karena itu tugas guru adalah membantu dan mengarahkan untuk mendapatkan informasi yang benar,” jelasnya.

Ia kemudian memberikan beberapa contoh metode pembelajaran dalam materi Sains, Matematika dan IPS dengan menggunakan HOTS. Semua pembelajaran bisa disisipi dengan HOTS tersebut, termasuk agama, bahasa dan lainya.

Menurutnya guru harus mau berubah. Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu see what’s out there. Yang berarti tidak melulu menggunakan satu buku ajar saja, namun bisa juga menemukan dari beberapa situs bahan ajar di internet (find some sites, try some software, do some researches).

Kedua adalah mulai dari hal-hal yang kecil (start small). Selanjutnya adalah bekerjasama dengan rekan guru untuk saling tukar ide maupun saling memberi masukan (collaborate). Terakhir adalah berani mengambil resiko (take a risk).

“Semua yang kita lakukan tentunya akan berdampak. Karena itu berani mengambil resiko adalah keharusan. Jangan sedikit-sedikit takut, akhirnya tidak melakukan inovasi apapun,” tegasnya. (Azizah)

RELATED ARTICLES

Most Popular